nusakini.com - Guna mencapai swasembada pangan, Kementan melakukan upaya khusus disertai dengan berbagai kebijakan penting seperti bantuan benih, pupuk, pestisida, alsin pra dan pasca panen, infrastruktur air, kebijakan harga dan perlindungan petani dengan asuransi.

Hasil kebijakan tersebut terlihat dari peningkatan produksi beras sejak 2015 hingga mencapai swasembada. Salah satu lumbung padi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada masa orde baru daerah ini awalnya minus kemudian melalui pembangunan infrastruktur air, penerapan teknologi gogo rancah dan pendukung lainnya hingga produksi padi terus meningkat. Upsus yang dilakukan sejak 2015 membuat kemajuan luar biasa dalam produksi padi dan jagung. Berdasar volume stok beras yang dapat dikumpulkan Bulog NTB menduduki urutan no 6, bahkan sekali waktu dapat melampaui urutan 5 Lampung.

Kabupaten Lombok Timur merupakan penghasil lumbung padi utama NTB. Daerah ini tidak mengenal berhenti panen. Setiap hari selalu dilakukan panen. Panen dilakukan di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading pada tanggal 12 Januari 2018. Petani daerah ini menggunakan varietas Cilosari. 

Produktivitas yang diperoleh mencapai 4,7 Ton/Ha. Harga gabah kering panen ditingkat petani Rp. 4500/Kg. Potensi panen hari ini dan selanjutnya di NTB khususnya Lombok Timur terutama daerah Kaki Gunung Rinjani dari Wanasaba sampai Terara masih dijumpai.

Adanya panen ini menunjukkan bahwa Lotim pada kondisi demikian masih berkontribusi pada stok beras khususnya di Lombok Timur. Dengan harga tersebut, petani mendapatkan margin keuntungan yang lumayan. Panen padi kali ini sangat penting dalam bukan hanya dalam konteks peningkatan kesejahteraan namun juga memperkuat stok beras agar harga terkendali. Panen ini meyakinkan kita bahwa NTB merupakan lumbung padi nasional.(p/ma)